OLEH : Muh Agus SalimĀ (alling)
Opini – Setiap manusia memiliki harapan besar akan masa depan yang lebih cerah, terutama para orang tua di kampung pelosok. Mereka berjuang tanpa henti untuk membangun fondasi ekonomi di desa mereka dengan segala upaya dan potensi yang tersedia. Ada yang bercocok tanam, mencari getah pohon, mengolah hasil hutan, hingga melakukan pekerjaan lain demi memenuhi kebutuhan keluarga. Semua itu mereka lakukan dengan satu tujuan mulia: menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka di masa depan.
Para orang tua di pelosok desa tidak pernah mengenal lelah, bahkan dalam kondisi alam yang ekstrem sekalipun. Mereka rela bekerja siang dan malam, menerjang berbagai rintangan, demi memastikan anak-anak mereka dapat hidup lebih baik dari mereka saat ini. Harapan besar mereka adalah melihat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sukses, membanggakan keluarga, agama, bangsa, dan tanah air.
Ketika anak-anak mereka beranjak dewasa, para orang tua berbondong-bondong mendorong mereka untuk menempuh pendidikan yang layak. Namun, kenyataannya, biaya pendidikan sering kali tidak sebanding dengan pendapatan mereka. Demi mewujudkan impian anak-anaknya, tidak jarang mereka rela mengorbankan aset berharga yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Tanah, hasil panen, atau barang berharga lainnya sering dijadikan alat gadai atau dijual demi membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Pengorbanan ini bukanlah sekadar kewajiban, melainkan bentuk cinta dan keikhlasan yang luar biasa. Mereka tidak ingin anak-anaknya mengalami kehidupan yang penuh keterbatasan seperti yang mereka jalani. Dengan keyakinan penuh kepada Allah SWT, mereka membungkus segala penderitaan dengan kesabaran dan keteguhan hati. Harapan mereka tetap sama: agar kelak, anak-anak mereka dapat hidup lebih sejahtera dan memberikan kebanggaan bagi keluarga serta lingkungan sekitarnya.
Komentar