B.J. Habibie: Cinta, Ilmu, dan Pengabdian Tanpa Batas untuk Indonesia

Opini41 Dilihat

OLEH: Ahmad Hisam Sa’roni

OPINI – Prof. Dr. (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih akrab dengan sapaan B.J Habibie atau Eyang Habibie. Lahir di Pare-pare, 25 Juni 1936. Merupakan anak ke-4 dari 8 putra dan putri dari pasangan Alwi Abdul Djalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardoyo. Beliau adalah sosok teladan yang perlu diteladani semangatnya dalam menempuh Pendidikan.

B.J Habibie sejak kecil dikenal sebagai seorang kutu buku yang banyak menghabiskan banyak waktunya untuk membaca sehingga menjadikan dirinya kurang banyak mengahbiskan waktunya dil luar.  Berkat usaha dan kepintarannya, setelah tamat dari SMA beliau melanjutkan studynya ke Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1954. Hanya berselang kurang dari satu tahun Habibie melanjutkan studynya di Jerman dengan mengambil jurusan spealis kontruksi pesawat terbang sesuai arahan dan pertimbangan Prof. Mr. Mohammad Yamin sambal berkata bahwa Habibie adalah harapan bangsa.

Selama di perantauan menggunakan waktu dengan sebai-baiknya agar menyelesaikan kuliah dengan cepat dan segera Kembali ke Indonesia untuk meringankan bebam ibunya. Disaat mahasiswa lain liburan, Habibie justru sibuk dengan ujian dan kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan selama di jerman. Setelah sekian lama di jerman ada kesempatan Habibie untuk pulang dan sebuah takdir Allah habibiepun menikah dengan Ainun dengan waktu yang relative singkat.

Kembalinya Habibie ke jerman tentu menambah kebutuhan baru karena harus meningkatkan penghasilan untuk keluarga kecilnya. Namun tak menyurutkan semangatnya, Habibie justru lebih giat kuliah sambil bekerja hingga lulus dengan gelar Diploma Ing. Dari Rheichen Westefalen Techschule Die Facultet Fuer Maschinenwesen Aachean pada tahun 1960.

Setelahnya, Habibie melamar pekerjaan di Hamburger Flugzeugbau (HFB) perusahaan yang bergerak dibidang penerbangan. Dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi masalah yang relevan untuk program perusahaan, Habibie diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan proyek-proyek besar yang salah satunya berhasil menciptakan karya pesawat terbang DO-31 dan berhasil menemukan sejumlah rumus tentang prinsip-prinsip pengetahuan untuk membuat desain pesawat terbang standar yang termuad dalam jilid Advisory Group For Aerospace Research and Development (AGARD). Perkembangan Habibie terus meningkat dan menghasilkan banyak karya sehingga Habibie dijadikan wakil presiden serta direktur teknologi MMB yang dulunya perusahaan ini Bernama (HFB).

Pada tahun 1974, Habibie melepas jabatannya sebagai wakil presiden serta direktur teknologi MMB sekaligus mengundurkan diri dari perusahaan tersebut agar bisa mengembangkan ilmunya untuk Indonesia dan terbukti pada tahun yang sama Indonesia mampu menunjukkan keberhasilannya melalui produksi kapal terbang pertama. Habibie memulai segalanya sebagai orang yang tidak memiliki apa-apa selain cita-cita besar untuk bangsanya. Itulah yang membawa dirinya terdampar ke jerman selama bertahun-tahun.

Begitu cintanya dan jiwa nasionalisme Habibie membuatnya banyak menolak tawaran kerja perusahaan ternama dengan harapan agar tidak terikat dan sewaktu-waktu bangsa Indonesia membutuhkan beliau bisa pulang kapanpun untuk membangun Indonesia terkhusus dibidang penerbangan.

Sebagai bentuk kecintaan kepada bangsa, B.J Habibie melakukan aksi nyata peduli generasi penerus bangsa diantaranya mendirikan indstri pesawat terbang dan membuat rencana yang diformulasikan untuk menambah jumlah lulusan graduate level engineers, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga, pada tahun 1987 – 1995 terhitung ada 12.000 orang yang termasuk dalam proyek Science Technology Manpower Development Program (STMDP). Pada tahun 1999 habibie mendirikan the Habibie center, Yayasan SDM IPTEK. Melalui Yayasan ini, lahirlah tokoh-tokoh hebat dalam bidang teknologi dan humaniora. Dan setiap tahunnya dipilih lima penerima anugrah yang mendapatkan 2.500 US dolar.

Kecintaan Habibie terhadap bangsa sebenarnya sedikit mengganggu kenyamanan Ainun sang istri untuk menikmati ketenangan hidup Bersama tanpa ganguan pekerjaan. Meski begitu, ainun tetap sabar dalam menemani perjuangan Habibie dalam cita-cita besar untuk tanah air.

Inilah yang menjadikannya Habibie menjadi sosok teladan yang perlu diteladani karena pemikiran, tekad dan perjuangan panjangnya untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkemajuan dan bisa bersaing secara internasional.

 

 

Komentar