Palopo – Penggunaan media sosial secara berlebihan pada anak-anak semakin menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan. Baru-baru ini, pakar kesehatan mental mengungkapkan bahwa paparan berlebih terhadap media sosial dapat memicu gangguan mental dan psikomotorik, termasuk penyakit verbal.
Penyakit verbal merupakan gangguan yang ditandai dengan kesulitan mengontrol ucapan, baik dalam bentuk kata-kata kasar, ujaran yang tidak terkendali, maupun kecenderungan berbicara tanpa filter. Gangguan ini diduga muncul akibat konsumsi konten yang tidak terkontrol, pola komunikasi yang terbentuk di media sosial, serta kurangnya interaksi sosial di dunia nyata.
“Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial cenderung mengalami perubahan dalam pola komunikasi mereka. Mereka dapat menjadi lebih agresif secara verbal atau kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam situasi nyata,” ujar seorang pakar kesehatan jiwa.
Dampak dari gangguan ini tidak hanya terbatas pada aspek komunikasi, tetapi juga bisa berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dan emosional anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang terpapar media sosial secara berlebihan berisiko mengalami stres, kecemasan, hingga depresi.
Para ahli menyarankan orang tua untuk lebih aktif dalam mengawasi penggunaan media sosial anak-anak mereka. Pembatasan waktu penggunaan, pendampingan saat mengakses konten, serta meningkatkan interaksi sosial di dunia nyata dapat menjadi langkah pencegahan terhadap gangguan mental dan psikomotorik akibat media sosial.
Pendidikan digital yang sehat serta penguatan komunikasi dalam keluarga menjadi kunci dalam mencegah dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa terpengaruh oleh dampak buruk teknologi.
Komentar