Netanyahu Tolak Negara Palestina, Sarankan Didirikan di Arab Saudi

Internasional1275 Dilihat

Washington, DC – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak gagasan pembentukan negara Palestina di tanah air mereka. Dalam wawancara dengan Channel 14 Israel pada Kamis (7/2/2025), Netanyahu menyarankan agar Palestina mendirikan negara di Arab Saudi.

“Arab Saudi bisa menciptakan Negara Palestina di Arab Saudi; mereka memiliki banyak lahan di sana,” kata Netanyahu, seperti dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (8/2). Pernyataannya ini menjadi penolakan terbaru terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Wawancara tersebut berlangsung saat Netanyahu berada di Washington, DC, di mana ia tampil dalam konferensi pers bersama mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pernyataan ini muncul di tengah ketidakpastian terkait prospek normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, meskipun lebih dari setahun lalu pejabat AS menyebut kesepakatan hampir tercapai.

Mengenai potensi normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, Netanyahu tetap optimistis. “Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin, melainkan akan terjadi,” ungkapnya.

Namun, selama setahun terakhir, Arab Saudi secara konsisten menyatakan bahwa hubungan formal dengan Israel hanya bisa terjadi jika ada jalan yang jelas menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka. Pada Kamis, Netanyahu menolak gagasan tersebut dengan tegas, menyebutnya sebagai “ancaman keamanan bagi Israel”.

Tak lama setelah pernyataan Netanyahu, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan kembali sikap mereka yang tak tergoyahkan terkait Negara Palestina.

“Yang mulia (penguasa Arab Saudi) menekankan bahwa Arab Saudi akan terus berupaya tanpa henti untuk membentuk Negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Komentar