MDA dan Pokja Lanjutkan Forum Desa di Enam Desa Lingkar Tambang Awak Mas, Dorong Keterbukaan dan Pemberdayaan Masyarakat

Daerah4348 Dilihat

LUWU – PT Masmindo Dwi Area (MDA) bersama Kelompok Kerja Percepatan Investasi Kabupaten Luwu (Pokja) kembali melanjutkan rangkaian Forum Desa (FORDES) di enam desa lingkar tambang dan jalur akses Awak Mas Project, yakni Desa Bonelemo, Tettekang, Marinding, Ulusalu, Rumaju, dan Tolajuk, pada Kamis (6/11/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda komunikasi rutin antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuannya adalah memastikan proses pembangunan di wilayah lingkar tambang berlangsung secara terbuka, terdokumentasi, serta sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga.

Sekretaris Pokja, Zulkarnaim, menjelaskan bahwa FORDES bukan sekadar forum diskusi, melainkan mekanisme penyampaian aspirasi yang terhubung langsung dengan pemerintah dan pihak perusahaan.

“Pokja hadir untuk menjembatani kepentingan warga, pemerintah, dan MDA. Prinsipnya sederhana — aspirasi harus didengar, diproses, dan diberi jalur tindak lanjut. FORDES menjadi ruang dialog resmi yang meminimalkan simpang informasi dan mendorong keterbukaan,” ujarnya.

Dalam forum di enam desa tersebut, masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi, antara lain peningkatan infrastruktur jalan, keselamatan lalu lintas, penanganan debu jalan, serta transparansi informasi mengenai tenaga kerja. Warga juga berharap agar pelatihan keterampilan bagi pemuda dapat menjadi prioritas menjelang fase pembangunan aktif proyek.

Selain itu, sejumlah desa mengusulkan pengembangan ekonomi lokal berbasis pertanian dan UMKM. Misalnya, Desa Bonelemo mengusulkan penguatan budidaya nilam dan kelompok usaha kerajinan tangan lito. Desa Tolajuk menyoroti peningkatan kapasitas koperasi Merah Putih dan kelompok tani, sedangkan Desa Ulusalu meminta dukungan reboisasi lokasi bekas longsor serta bantuan bibit tanaman buah dan ikan.

Perwakilan Pokja, Dr. Maman, menilai pelibatan masyarakat melalui FORDES menjadi upaya penting dalam membangun kontrol sosial yang sehat.

“Kami memastikan setiap catatan teknis dan usulan masyarakat diteruskan untuk proses tindak lanjut. Komunikasi seperti ini penting agar pembangunan tidak hanya cepat, tapi juga tepat sasaran dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sebagai bentuk keterbukaan, MDA juga menempatkan materi dan flyer mekanisme pengaduan (grievance mechanism) di beberapa kantor desa dan rumah ibadah. Masyarakat dapat menyampaikan keluhan atau pertanyaan secara langsung melalui jalur resmi yang terdokumentasi.

Kepala Teknik Tambang (KTT) MDA, Mustafa Ibrahim, menegaskan bahwa FORDES menjadi bagian penting dari komitmen perusahaan dalam menjaga kedekatan dengan warga.

“Setiap desa memiliki kebutuhan dan potensi berbeda. Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat guna merancang kolaborasi yang tepat dan bermanfaat,” ungkap Mustafa.

Ia menambahkan, hasil masukan dari enam desa tersebut akan dirumuskan bersama Pokja untuk penyusunan program lanjutan.

“Harapan kami, forum ini tidak berhenti pada pendataan aspirasi, tetapi berlanjut menjadi kerja sama konkret yang memperkuat kemandirian desa serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” tutupnya.

Pelaksanaan FORDES di Bonelemo, Tettekang, Marinding, Ulusalu, Rumaju, dan Tolajuk menegaskan komitmen bersama antara MDA, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk membangun komunikasi partisipatif.

Komentar