Mahasiswa: Pentingkah Menulis?

Opini294 Dilihat

‘Orang boleh pandai setinggi langit, namun selama ia tidak menulis, dia akan hilang dari sejarah’ (Pramoedya Ananta Toer)

OPINI – Menulis merupakan proses kreatif, menuangkan ide dan gagasan lewat tulisan adalah hal yang luar biasa. Menulis harus menjadi tradisi dan kebiasaan seseorang. Ada banyak manfaat dari menulis, diantaranya mengasah daya fikir, memperkuat daya ingat, serta menjadikan diri untuk tetap bergerak produktif.

Tak disangka, rupanya belum terlalu banyak orang yang ingin menekuni dunia kepenulisan, seseorang lebih suka berbicara dan mendengarkan gagasan lewat mulut dari pada menuangkannya lewat tulisan.

Saya mengutip ungkapan Hernowo Hasim yang mencatatkan namanya pada pengantar buku yang ditulis oleh Ngainun Naim kira-kira seperti ini:

“Banyak orang berfikir, para sarjana otomatis bisa menulis,”tulis Rhenald Kasali. Faktanya banyak dosen mengambil program doktor kesulitan merajut pemikirannya menjadi tulisan yang baik. Hanya dengan mengajar saja tidak ada jaminan seorang pendidik bisa menulis. Menulis membutuhkan latihan dan seperti seorang pemula, ia pasti memulai dengan karya yang biasa biasa saja, bahkan cenderung buruk. Namun, sepanjang itu orisinal, patut dihargai.

Ungkapan di atas senada dengan apa yang disampaikan oleh Prof Ngainun Naim bahwa literasi masyarakat kampus masih sangat jauh dari harapan, masih sangat jarang mahasiswa dan dosen menjadikan aktifitas menulis sebagai sebuah kebutuhan, alih alih menjadi kebutuhan, mahasiswa yang membuat makalah pun tak lebih dari sekedar menggugurkan kewajiban.

Di era sekarang ini diperlukan pemikiran serius yang tetap konsisten mengatur skema transformasi sosial. Meski gerakan kritis, aksi demontrasi, serta gerakan jenis lainnya masih tetap dibutukan, namun selama ini ada aktifitas yang luput dari pandangan mahasiswa yaitu menulis.

Sepertinya menulis kurang mendapatkan porsi istimewa dikalangan mahasiswa, meski di kampus kampus ada lembaga lembaga pers mahasiswa, namun mahasiswa yang tergabung dalam wadah tersebut juga masih sangat terbilang sangat minim.

Mengapa menulis itu penting, karena menulis adalah menuangkan gagasan lewat ide yang akan terus awet selama bentuk fisiknya masih terjaga, siapa yang tidak mengenal Penulis Sekaligus Ulama tersohor Al Imam Al-Gazali yang wafat tahun 1111 M, sampai saat ini dikenal masyarakat luas lewat karya-karyanya, Ibnu Hajar Al-Asqolani lewat kitab bulugul Maramnya.

Jangankan mereka, ada beberapa ulama terkenal lewat beberapa tulisannya, yang konteksnya lebih dekat dengan kehidupan kita sekarang ini. Ada (alm) Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Buya Syafi’i Ma’arif, dan lain lain. Ada juga novelis terkenal dengan segudang prestasi lewat tulisannya, seperti Eka Kurniawan yang berjudul ‘Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas’ yang kini sudah di filmkan. Ada juga karya Andrea Hirata yang menghipnotis jutaan pembaca di Indonesia lewat karya ‘Laskar Pelangi’.

Semua itu lahir dari jalan pengabdian, kesunyian, kesendirian untuk terus mengabdikan diri lewat dunia tulis menulis.

Ada banyak hal yang bisa dijadikan sebagai motivasi menulis, diantaranya bisa tentang pengalaman, traveling, pertengkaran diri (Internal), serta beberapa hal menarik yang butuh proses ketekunan.

Komentar