OLEH: Achmad Badawi, S.Ag.,M.Pd.,M.Kes (Sekertaris PC NU Kota Palopo)
OPINI: Akhir-akhir ini, masyarakat Sulawesi Selatan dihadapkan pada pilihan dalam pilkada gubernur yang semakin dekat. Sebuah pamflet yang mengajak warga untuk mendukung calon yang mencintai Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan berbagai tradisi keislaman lainnya menyiratkan betapa pentingnya budaya keagamaan dalam masyarakat kita. Sebagai warga dan bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), saya pribadi berpandangan bahwa tradisi-tradisi ini perlu dipertahankan selama tidak bertentangan dengan prinsip tauhid dan ajaran Islam yang benar.
Saat ini, pasangan calon nomor urut 1, Deni Pomanto dan Azhar Arsyad, menjadi perbincangan karena popularitas mereka meningkat dalam survei-survei terakhir. Namun, hal ini tidak sekadar karena isu-isu agama dan tradisi seperti Berzanji, Maulid, dan Isra’ Mi’raj, yang beredar sebagai kelemahan salah satu pasangan. Popularitas Deni-Azhar justru lebih karena program-program mereka yang dianggap nyata dan tidak membebani anggaran hingga membuat defisit besar. Inilah yang membuat masyarakat tertarik dan menganggap pasangan ini layak memimpin Sulawesi Selatan ke depan.
Sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki pengalaman di berbagai organisasi, termasuk PMII dan NU, saya merasa memiliki kedekatan khusus dengan Deni Pomanto dan Azhar Arsyad. Deni Pomanto dikenal sebagai pengurus aktif MCM, sementara Azhar Arsyad sebagai tokoh senior yang membimbing generasi muda dengan penuh perhatian. Kedekatan inilah yang menjadi alasan kuat bagi saya untuk mendukung mereka, meskipun tidak secara formal menjadi bagian dari tim sukses. Kami, para pendukung militan, percaya bahwa peran kami dalam gerakan ini melampaui sekadar struktur organisasi.
Kami juga mengimbau kepada seluruh kader dan pendukung pasangan Dani-Azhar untuk terus berpolitik dengan cara yang santun, menjaga senyum, dan pandai menempatkan diri. Stabilitas dan ketentraman masyarakat adalah prioritas utama, terutama dalam suasana pilkada yang rawan gesekan. Pengalaman saya di dunia organisasi mengajarkan bahwa kepentingan bersama di atas segala kepentingan pribadi atau kelompok adalah kunci dalam menjaga persatuan.
Dengan ini, mari kita jadikan momentum pilkada sebagai ajang memperkuat tradisi keislaman dan nilai-nilai luhur yang sudah menjadi akar dalam masyarakat kita, tanpa mengesampingkan prinsip dasar dalam berbangsa dan bernegara.