Jadi Narasumber Diskusi Ekoteologi DEMA UIN Palopo: Direktur Pascasarjana Paparkan Penguatan Ekoteologi Perspektif Pendidikan Islam

Daerah86 Dilihat

PALOPO – Pendidikan Islam harus menjadi motor penggerak dalam membangun kesadaran ekologis masyarakat melalui pendekatan ekoteologi yang holistik dan multiperspektif. Gagasan ini ditegaskan oleh Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo, Prof. Dr. Muhaemin, M.A., dalam diskusi akademik bertema “Penguatan Ekoteologi Multiperspektif” yang digelar oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Palopo, Sabtu (21/6/2025) di Auditorium Pinisi.

Diskusi ini menghadirkan narasumber lintas agama dan sektor, yakni Prof. Dr. Muhaemin, M.A. (Direktur Pascasarjana UIN Palopo), Yellian Rumande, S.Th. (Ketua Umum Forum Komunikasi Gereja se-Kota Palopo), Irsan Hamid, S.Pd.I. (Ketua AMAN Tanah Luwu), serta Bata Manurun, S.Sos. (Anggota DPRD Kota Palopo). Forum ini menjadi ruang dialog penting untuk menyatukan nilai keagamaan, ilmu pengetahuan, dan kearifan lokal sebagai landasan pendidikan yang ramah lingkungan.

Dalam pemaparannya, Prof. Muhaemin menekankan bahwa pendidikan Islam tidak boleh terjebak hanya dalam dimensi kognitif. Lebih dari itu, harus mampu membentuk insan kamil—manusia paripurna yang taat secara spiritual sekaligus peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.

“Tujuan pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang saleh secara spiritual dan sadar secara ekologis. Etika lingkungan adalah bagian integral dari keimanan,” tegasnya.

Ia mengusulkan pendekatan integratif dalam sistem pendidikan Islam—menggabungkan ilmu keislaman, sains, dan isu-isu kontemporer, terutama yang berkaitan dengan krisis ekologi. Keteladanan guru, pembiasaan praktik ramah lingkungan, serta kurikulum berbasis ekologi lokal dan global disebut sebagai langkah nyata menuju transformasi tersebut.

“Santri dan siswa harus diperkenalkan pada isu lingkungan sejak dini, tidak hanya lewat teori, tetapi juga lewat praktik seperti pengelolaan sampah, hemat energi, dan penghijauan,” tambah Muhaemin.

Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya sinergi antara ulama dan pendidik. Ulama memiliki otoritas moral dan spiritual dalam membentuk kesadaran umat, sementara para pendidik bertugas menginstitusikan nilai-nilai tersebut dalam sistem pembelajaran yang sistematis.

“Tanpa kolaborasi keduanya, gerakan ekologi Islam akan sulit berkembang secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya.

Diskusi ini juga menjadi penegasan komitmen UIN Palopo dalam mendukung program Asta Protas dari Kementerian Agama RI, khususnya dalam pengembangan kurikulum berbasis ekoteologi di lembaga pendidikan Islam. UIN Palopo menyatakan kesiapannya menjadi pelopor kampus Islam yang tak hanya unggul dalam integrasi keilmuan, tetapi juga aktif menjawab tantangan lingkungan global melalui jalur pendidikan.

Komentar