Menag Gagas Jalur Laut untuk Umrah dan Haji, Alternatif Terjangkau dan Inklusif

Nasional57 Dilihat

Jakarta –  Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama tengah menjajaki kemungkinan dibukanya jalur laut sebagai alternatif pelaksanaan ibadah umrah dan haji. Gagasan ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam acara peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 dan peringatan satu dekade Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Bappenas, Jakarta.

“Digagas ke depan kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin berbicara dengan sejumlah pejabat-pejabat di Saudi Arabia,” ungkap Menag Nasaruddin.

Menurutnya, jika infrastruktur pelabuhan serta sarana transportasi laut sudah siap, maka jalur laut bisa menjadi solusi yang lebih ekonomis bagi calon jemaah dari berbagai lapisan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.

“Kalau memang itu persyaratannya terpenuhi, peluangnya sudah dibangun sekarang. Itu terbuka,” tambahnya.

Menag menilai opsi pelayaran ini juga bisa menjadi alternatif bagi jemaah dari negara-negara Asia lainnya, tidak hanya Indonesia. Dengan memanfaatkan pelabuhan seperti Jeddah, akses menuju Tanah Suci bisa dilakukan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada jalur udara.

“Bukan hanya negara-negara kawasan yang dekat seperti Mesir, bahkan dari Indonesia dan Asia lainnya bisa mengakses,” jelasnya lagi.

Inisiatif ini, lanjut Nasaruddin, sejalan dengan arah kebijakan Arab Saudi yang kini lebih terbuka terhadap pendekatan bisnis dan investasi strategis, dengan dukungan konsultan internasional.

“Saudi Arabia ini sekarang pendekatannya sangat bisnis, dengan konsultan dari Amerika. Ini betul-betul memanfaatkan potensi geografis Saudi Arabia,” tuturnya.

Selain itu, Menag juga membeberkan rencana modernisasi infrastruktur ibadah di Tanah Suci, termasuk pembangunan fasilitas Mina menjadi delapan lantai, penambahan jalan layang, pelebaran area Ka’bah, dan pengurangan bukit di sekitarnya untuk memperluas kapasitas jemaah.

“Kami dapat informasi bahwa Mina akan dibangun delapan lantai, tidak pakai tenda lagi. Jalan layang juga akan ditambah. Ini membuka kemungkinan baru dalam pelayanan haji,” ujarnya.

Dengan seluruh rencana ini, Nasaruddin berharap ibadah haji dan umrah ke depan dapat diakses secara lebih inklusif oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Peluangnya terbuka luas,” pungkasnya.

Komentar