Presiden Prabowo Pimpin Rapat Karhutla, Apresiasi Penurunan Luas Kebakaran hingga 33,3 Persen

Nasional48 Dilihat

Bogor — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih melalui konferensi video dari kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada akhir pekan. Rapat ini difokuskan pada pemantauan perkembangan terbaru upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang berpotensi meningkat akibat kondisi cuaca panas ekstrem.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam keterangan tertulis menyampaikan bahwa Presiden Prabowo memberikan apresiasi kepada kementerian terkait dan seluruh tim yang telah bekerja keras dalam mitigasi karhutla.

“Presiden memberikan apresiasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan kementerian terkait lainnya, serta tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan atas usaha yang telah dilakukan untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan di Tanah Air,” ujar Seskab Teddy.

Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo juga menyoroti data terbaru yang menunjukkan penurunan signifikan terhadap luas area kebakaran hutan dan lahan dalam dua tahun terakhir.

“Sepanjang tahun 2024, luas hutan dan lahan yang terbakar menurun sangat signifikan dibandingkan tahun 2023, yakni sebesar 33,3 persen atau menjadi sekitar 376.805 hektare. Sementara itu, hingga Agustus 2025, total luas kebakaran hutan dan lahan kembali menurun menjadi 8.955 hektare,” jelasnya.

Presiden juga menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan. Ia meminta seluruh tim, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk tetap siaga dan tidak lengah menghadapi sisa musim kemarau.

“Penegakan hukum juga terus dilakukan terhadap pelaku pembakar hutan dan lahan. Presiden Prabowo mengingatkan Tim Karhutla di pusat dan daerah untuk tetap waspada. Berdasarkan data BMKG, kemarau masih akan terjadi sampai akhir bulan Agustus 2025,” tambah Seskab.

Rapat terbatas ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam memastikan strategi mitigasi berjalan efektif, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang berpotensi meningkatkan risiko karhutla di berbagai wilayah Indonesia.

Komentar