Presiden Prabowo Panggil Rosan Roeslani, Bahas Tata Kelola Investasi BUMN dan Proyek Nasional

Nasional3353 Dilihat

Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memanggil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus Kepala BPI Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (20/5/2025). Pertemuan tersebut membahas sejumlah agenda strategis, terutama mengenai arah investasi BUMN ke depan dan penguatan tata kelola dalam pelaksanaan proyek-proyek nasional.

Usai pertemuan, Rosan menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menekankan pentingnya prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam seluruh aktivitas investasi yang dilakukan oleh Danantara, baik di sektor hilirisasi maupun energi bersih.

“Penekanan disampaikan beliau adalah pada tata kelola, transparansi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Juga ditekankan agar BUMN menjadi lebih baik dan berperan sebagai penggerak, khususnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Rosan kepada awak media.

Rosan juga menegaskan bahwa Danantara akan membentuk tim ahli dan melibatkan para pakar dari berbagai bidang untuk memastikan investasi berjalan secara profesional dan berdampak nyata bagi masyarakat.

“Kita akan menempatkan tim-tim yang kuat dan membuka diri terhadap kehadiran para expert agar tata kelola ke depan menjadi lebih baik. Karena dana yang dikelola harus dipertanggungjawabkan secara profesional,” imbuhnya.

Terkait portofolio proyek Danantara, Rosan menyebutkan bahwa sejumlah proyek strategis telah melalui tahapan due diligence yang ketat dan kini tengah memasuki proses finalisasi. Ia memastikan bahwa seluruh proses investasi memenuhi aspek legalitas, finansial, administrasi, serta teknologi.

“Kita terbuka kepada publik tentang investasi yang dilakukan. Prosesnya sudah dilakukan secara benar dan komprehensif, serta sesuai aturan yang berlaku,” ungkap Rosan.

Dalam pertemuan terbatas tersebut, turut hadir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Komentar