OPINI : NURHALISA (Mahasiswa Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta)
Ibu Hebat, Yuk Bantu Anak Belajar Lebih Pintar, Bukan Lebih Lama
Pernah melihat anak sudah belajar seharian, ikut les, dan bikin catatan rapi, tapi hasil ulangannya masih belum sesuai harapan? Bukan berarti si kecil malas atau kurang pintar. Bisa jadi, mereka belum mengenali cara belajar yang paling cocok untuk diri mereka sendiri. Di sinilah peran Ibu Hebat sangat penting—membantu anak mengenali pengetahuan metakognitif.
Apa Itu Pengetahuan Metakognitif dan Kenapa Penting untuk Anak?
Pengetahuan metakognitif adalah kemampuan anak untuk menyadari dan memahami proses berpikir dan belajarnya sendiri. Anak yang memiliki kemampuan ini tahu:
- Apa yang sudah dipahami dan belum.
- Cara belajar paling efektif untuk dirinya.
- Strategi yang perlu diubah saat belajar tidak berhasil.
Dengan kata lain, mereka tidak sekadar “jalan terus” saat belajar, tapi tahu kapan perlu istirahat, ubah cara belajar, atau mencari strategi baru. Ini adalah kunci belajar cerdas di era informasi.
Generasi Alpha Butuh Lebih dari Sekadar Menghafal
Anak-anak zaman sekarang hidup di tengah banjir informasi—YouTube, TikTok, media sosial, dan teknologi yang terus berkembang. Dalam dunia seperti ini, menghafal saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah:
- Kemampuan menyaring informasi.
- Memahami konteks.
- Menggunakan informasi secara mandiri dan efektif.
Semua kemampuan ini berakar dari metakognisi.
Contoh Nyata Metakognisi pada Anak
Berikut contoh konkret bagaimana metakognisi bekerja dalam kehidupan sehari-hari:
- Anak lebih mudah memahami pelajaran lewat video ketimbang buku.
- Ia sadar kapan perlu minta bantuan atau mencari contoh soal tambahan.
- Ia membuat jadwal belajar sesuai gaya belajar sendiri.
- Setelah ulangan, ia mengevaluasi: “Aku coba cara lain besok, tadi masih belum paham bagian ini.”
Peran Ibu Hebat: Temani Anak Belajar, Bukan Sekadar Menyuruh
Ibu tidak harus jadi guru pelajaran, cukup jadi teman belajar yang suportif:
- Ajak Diskusi Gaya Belajar
Contoh: “Kamu lebih suka belajar pakai video atau cerita?” - Evaluasi Proses, Bukan Hanya Hasil
Contoh: “Tadi yang paling sulit bagian mana, ya?” - Bantu Susun Strategi Belajar
Buat jadwal yang fleksibel dan sesuai gaya anak. - Ajarkan Refleksi, Bukan Koreksi Cepat
Ganti “Salah, harusnya begini” dengan “Kenapa ya bisa salah di bagian ini?”
Dengan cara ini, anak belajar berpikir tentang pikirannya sendiri—inti dari metakognisi.
Kesimpulan: Belajar Efektif Adalah Kunci Anak Mandiri dan Cerdas
Belajar selama lima jam tidak otomatis membuat anak lebih pintar daripada yang belajar satu jam dengan strategi yang tepat. Kualitas belajar lebih penting daripada kuantitas.
Dengan menanamkan pengetahuan metakognitif, Ibu sedang membantu anak:
- Menjadi lebih percaya diri.
- Tidak mudah menyerah saat kesulitan.
- Belajar mandiri dan bijak menghadapi dunia yang cepat berubah.
Rekomendasi untuk Ibu Hebat
- Amati dan diskusikan gaya belajar anak.
- Libatkan anak dalam menyusun jadwal belajar.
- Fokus pada proses, bukan semata-mata hasil akhir.
Penutup:
Anak-anak kita tidak butuh orang tua yang sekadar menyuruh belajar, tapi pendamping yang mengajarkan mereka cara belajar. Di tangan Ibu Hebat, lahirlah generasi cerdas, tangguh, dan bijak.
Komentar