Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia dakwah. Kehadiran teknologi ini membawa perubahan besar dalam cara masyarakat mengakses ilmu agama. Bagi para dai, kondisi ini bisa menjadi tantangan, tetapi sekaligus membuka peluang baru untuk berdakwah dengan lebih luas dan efektif.
AI telah membantu menyebarluaskan dakwah melalui berbagai platform digital. Kini, ceramah dan kajian Islam dapat diakses kapan saja, memungkinkan umat untuk belajar tanpa batasan ruang dan waktu. Bahkan, chatbot berbasis AI mampu memberikan jawaban cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar agama. Selain itu, dengan analisis data berbasis AI, dai dapat memahami tren sosial dan menyesuaikan strategi dakwah agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Namun, ada tantangan yang tidak bisa diabaikan. AI berpotensi menggantikan peran dai dalam beberapa aspek, terutama dalam memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya umum. Jika dai tidak mengikuti perkembangan zaman saat ini, masyarakat bisa saja, lebih memilih kecerdasan buatan daripada belajar langsung dari ulama. Selain itu, penyebaran informasi agama yang tidak terkontrol melalui AI bisa menimbulkan risiko yang tidak di duga-duga, seperti munculnya pemahaman yang keliru atau penyalahgunaan teknologi untuk menyebarkan ekstremisme.
Maka dari itu, Para dai di era digital di haruskan untuk aktif memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini dengan tetap mempertahankan nilai-nilai inti dakwah. Bukan AI yang harus menguasai dakwah, tetapi para dai yang harus menguasai AI agar dakwah semakin efektif dan menjangkau lebih banyak orang di luar sana. Teknologi seharusnya dijadikan alat bantu, bukan ancaman besar. Bagaimanapun juga, AI mungkin mampu memberi jawaban, tetapi sentuhan kemanusiaan dari seorang dai tetap tidak tergantikan dalam mendidik, membimbing, menasihati, dan menyentuh hati umat Islam.
Sebagai simpulan untuk kita semua, mari secara seksama menyadari bahwa peran dai sangat di butuhkan di era digital saat ini. nasib anak muda milenial ada di tangan para dai, dalam memberikan edukasi, bimbingan, dan nasihat-nasihat islami. Tidak bisa kita pungkiri bahwa di sekeliling kita, pengaruh gedget sangat merajalela. Para dai harus mengambil sikap cepat dalam mengembangkan dakwah secara meluas di berbagai wilayah.
Para dai, menjadi kunci utama dalam menyambungkan risalah rasulullah saw. sebagai wadah untuk mendidik umat, membina umat, dan menasihati umat. Dai harus menjadi titik sentral, dalam membawa arah positif perubahan umat Islam untuk tumbuh dan berkembang dalam mengamalkan Islam, di tengah era digital semakin canggih.
Komentar