Penulis: Didik Iswadi
Bogor – Asumsi yang menyebut semua Makanan Ultra-Proses (Ultra-Processed Foods/UPFs) berbahaya dan harus dihindari secara seragam dipertanyakan dalam sebuah kajian ilmiah kritis terbaru. Sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam Proceedings of the Nutrition Society mendesak agar sistem klasifikasi makanan NOVA dievaluasi ulang, dengan alasan bahwa sistem biner (hitam-putih) tersebut gagal menangkap nuansa gizi, manfaat fortifikasi, dan implikasi sosial-ekonomi dari makanan modern. Penulis tunggal kajian, Jimmy Chun Yu Louie dari Discipline of Dietetics, Swinburne University of Technology, menyatakan bahwa bukti ilmiah menunjukkan adanya heterogenitas substansial dalam hasil kesehatan di berbagai subtipe UPF.
Tidak Semua UPF Sama Buruknya
Louie menyoroti bahwa pengelompokan semua UPF ke dalam satu kategori mengabaikan perbedaan kritis dalam efek kesehatan:
Asosiasi Buruk yang Konsisten: Produk seperti minuman manis bergula (SSBs) dan daging olahan secara konsisten dikaitkan dengan hasil kesehatan yang merugikan, termasuk peningkatan risiko Penyakit Kardiovaskular (CVD) dan Diabetes Melitus Tipe 2 (T2DM).
Efek Netral atau Protektif: Sebaliknya, beberapa produk seperti sereal sarapan yang difortifikasi biji-bijian utuh (whole-grain fortified cereals), produk roti, sereal dingin, dan makanan alternatif nabati menunjukkan asosiasi netral atau bahkan asosiasi terbalik (protektif) terhadap risiko CVD dan T2DM. Produk-produk ini seringkali memberikan manfaat gizi karena kandungan serat dan fortifikasi mikronutrien.
“Klasifikasi biner NOVA tidak mempertimbangkan komposisi nutrisi, manfaat fortifikasi, dan tradisi makanan budaya, yang menciptakan inkonsistensi dalam kategorisasi di berbagai konteks,” jelas Louie. Contohnya, sereal sarapan dengan kandungan 85% dedak gandum dan nutrisi lengkap tetap diklasifikasikan sebagai UPF hanya karena menggunakan teknologi ekstrusi (khusus industri), yang berpotensi menyesatkan konsumen tentang nilai gizinya. Selain itu, makanan tradisional seperti Tofu juga kadang-kadang salah diklasifikasikan sebagai UPF, mengabaikan signifikansi budaya dan nutrisinya.
Implikasi Sosial-Ekonomi dan Lingkungan
Kajian ini juga menyoroti tantangan implementasi yang meluas, terutama terkait aksesibilitas sosio-ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Aksesibilitas dan Keterjangkauan: UPF sering kali menjadi sumber nutrisi yang hemat biaya bagi populasi kurang mampu secara ekonomi. Pembatasan grosir pada semua UPF dapat meningkatkan biaya makanan rumah tangga secara substansial, yang berpotensi memperburuk kerawanan pangan di antara populasi rentan.
Lingkungan: Menariknya, UPF (NOVA-4) di Belgia ditemukan memberikan kontribusi yang secara proporsional lebih rendah terhadap penggunaan sumber daya secara keseluruhan, termasuk dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan, dibandingkan makanan yang kurang diproses (NOVA-1). Hal ini menunjukkan bahwa klasifikasi berdasarkan pemrosesan saja mungkin tidak selaras langsung dengan metrik keberlanjutan lingkungan.
Rekomendasi untuk Kebijakan Masa Depan
Alih-alih merekomendasikan pengurangan menyeluruh terhadap semua UPF, bukti yang ada menyarankan pendekatan yang lebih terarah. “Arah masa depan harus mengembangkan sistem klasifikasi yang lebih bernuansa, yang mengintegrasikan metode pemrosesan dengan kualitas gizi untuk menginformasikan strategi kesehatan masyarakat dengan lebih baik, dari pada secara kategoris menolak semua UPF,” simpul Louie. Ini berarti upaya pencegahan penyakit kronis harus berfokus secara khusus pada kategori UPF berisiko tinggi tertentu, seperti SSBs dan daging olahan. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya sistem penilaian makanan yang hibrida dan lebih granular, yang menggabungkan kekuatan klasifikasi pemrosesan dengan komposisi nutrisi, demi panduan diet yang lebih efektif dan bertanggung jawab secara sosial.
Kesimpulan
Artikel ini berpendapat bahwa tidak semua makanan ultra-olahan pada dasarnya “buruk”. Implikasi kesehatan mereka tergantung pada berbagai faktor, termasuk metode pemrosesan tertentu, komposisi nutrisi, dan konteks konsumsinya dalam pola makan secara keseluruhan. Artikel ini menyerukan pendekatan yang lebih bernuansa dalam mengevaluasi UPF dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Komentar