OLEH: Irsal Hamid
OPINI – Ramadan merupakan bulan yang sangat dinanti nantikan oleh seluruh penduduk muslim di Indonesia bahkan seluruh dunia sebab 11 bulan lamanya mengarungi kehidupan yang tentu ketemu dengan aneka peristiwa dalam kesehariannya. Terkadang dengan situasi yang dengan sadar atau tidak sadar, dengan sengaja atau tidak mengkabatkan dirinya harus terkontaminasi dengan sesuatu yang bisa menyebabkan lahirnya noda noda yang akan mengotori kesucian dirinya.
Seperti kisah salah seorang pekerja kapal yang tidak mau disebutkan namanya. Dia sudah bertahun tahun malang melintang dengan profesi sebagai pelaut. Dia bukan pimpinan diatas kapal sehingga tidak memiliki otoritas dalam manajemen kapal. Kesehariannya hanya disibukkan dengan kerja sesuai waktu yang tertuang dalam SOP Kapal.
Dari perusahaan kapal yang satu ke Perusahaan yang lainnya tentu menuai dinamika yang luar biasa menjadi pengalam tersendiri untuk dirinya. Tapi terkait dengan asbab kesucian dirinya sangat dipengaruhi oleh kondisi makanan yang telah dilahapnya.
Dalam ceritanya, mengingat crew kapal yang berasal dari berbagai negara dan matoritas non muslim sehingga terkadang makanan yang diolah seringkali tidak dijamin standar kehalalannya. Karena sering kali menemukan makan berupa daging b**i dimeja makan bahkan yang dicampur dengan makan lainnya.
Sekilas itu bisa dipilah untuk memilih menu makanan yang lainnya tapi bagaimana dengan proses pengolahan dibagian dapur tentu tidak sampai harus kesana untuk menjaga agar makan tidak terkontaminasi dengan hal yang bisa menyebabkan kesucian makan. Bahkan tidak sedikit yang harus memutuskan kontraknya langsung bila menemukan hal yang demikian.
Terlepas dari itu ternyata juga terkadang berbeda bila perusahaan kapalnya beroprasi ditempat lain seperti Arab Saudi, Qatar dan Malaysia sebelum kapal masuk ke wilayah tersebut semua kapal harus disterilkan sebelumnya untuk memastikan tidak ada lagi daging yang tidak halal masuk di negaranya sebab kalau diketemukan maka akan dikenakan finalti yang tentu jumlahnya kira kira bisa sebesar jumlah yang dikorupsi di Indonesia.
Selain dari persoalan tersebut diatas juga dalam pergaulan keseharian kita bisa menyebabkan noda noda bersarang pada tubuh yang disayang. Bisa ditimbulkan dari cara berbicara, cara memandang, bahkan dengan prasangka atas sesuatu yang berseleweran yang dekat dengan kita.
Kejadian yang sederhana tersebutlah yang mengakibatkan rindunya dengan bulan suci Ramadan. Belum lagi bila dalam 11 bulan lamanya terjadi hal hal yang kualitas pelanggarannya mencapai puncak tertinggi seperti Perzinahan, Pembunuhan dan bahkan yang lebih dari itu. Ohh rindu dengan Ramadan
Ramadan kini hadir dengan penuh keistimewaan. Dimana di dalamnya ada perintah puasa sebagaimana dalam Al-Qur’an ayat 183 Allah berfirman “Hai orang orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”.
Selain dari itu keistimewaan yang lain diantaranya, Ramadan di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, Ditutup pintu Neraka dan dibuka lebar lebar pintu Sorga, segala amal ibadah dilipat gandakan dan didalamnya ada malam yang disebut “Malam Lailatul Qadar” yang penuh kemuliaan dan bahkan lebih baik dari seribu bulan.
Intinya Bahwa Ramadan ini adalah waktu yang paling tepat untuk bermuhasabah, mengintrospeksi diri dari segala bentuk kekhilafan dari 11 bulan lamanya baik sengaja maupun tidak, baik lahir maupun bathin. Ramadan ini dimanfaatkan sebaik baiknya untuk banyak beribadah baik wajib maupun yang Sunnah untuk lebih mendekatkan diri kepala sang Pemilik jagat raya Allah Subhanahu wa ta’ala.
Apapun profesi kita, apapun kesibukan kita, apapun status sosial kita semuanya sama dimata Allah pembedanya hanya kualitas ketaqwaan kita dan itulah puncak dari tujuan puasa agar kita menjadi pribadi yang bertakwa yang senantiasa dekat dengan Tuhannya agar terhibdar dari segala kemaksiatan dan senantiasa patuh dan tunduk atas ketetapannya.
Ohhhh Ramdhan, kami merindukanmu.!
Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan. Diberikan umur panjang, dijauhkan dari segala bala’ dan musibah, terhindar dari fitnah Dajjal dan senantiasa dalam keberkahan dam mengarungi hidup dan kehidupan kita. Kita suci lahir dan suci batin.
Komentar