Netanyahu Umumkan Israel Akan Kuasai Lebih Banyak Wilayah di Gaza, Serangan Semakin Meluas

Internasional3391 Dilihat

Gaza Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu malam (waktu setempat) mengumumkan bahwa pasukan Israel akan merebut lebih banyak wilayah di Jalur Gaza. Pernyataan ini menandai eskalasi terbaru dari operasi militer Israel sejak berakhirnya gencatan senjata dua bulan dengan Hamas bulan lalu.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel telah “mengubah strategi” sebagai bagian dari upaya menekan Hamas untuk membebaskan 59 sandera yang masih ditahan di Gaza. Salah satu langkahnya adalah merebut jalur wilayah antara Rafah dan Khan Younis yang disebutnya sebagai “Koridor Morag”.

“Kami saat ini membagi Jalur Gaza. Kami menambah tekanan secara bertahap agar sandera kami dikembalikan. Semakin lama mereka menahan sandera, semakin besar tekanan yang akan kami berikan,” ujar Netanyahu.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sebelumnya menyampaikan bahwa Israel akan merebut “wilayah luas” dan mengubahnya menjadi zona penyangga. Ia juga menyatakan bahwa serangan baru ini akan diiringi dengan evakuasi besar-besaran warga Gaza dari wilayah konflik.

Israel sebelumnya telah menciptakan zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza, serta di Koridor Netzarim yang membelah wilayah utara dan selatan Jalur Gaza.

Namun, langkah ini menuai kecaman dari keluarga para sandera. Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang menuduh pemerintah Netanyahu lebih mementingkan pendudukan wilayah dibandingkan menyelamatkan sandera.

“Alih-alih menyelamatkan sandera melalui kesepakatan dan mengakhiri perang, pemerintah Israel justru mengirim lebih banyak pasukan ke Gaza, ke wilayah yang telah berkali-kali menjadi medan pertempuran,” ungkap pernyataan forum tersebut.

Pengumuman Netanyahu dan Katz ini disampaikan dua hari setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk kota Rafah di perbatasan Gaza-Mesir, yang memaksa puluhan ribu warga mengungsi.

Media Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel melakukan pemboman berat di wilayah tersebut pada Rabu malam dan telah masuk ke bagian tengah dan timur Rafah.

Juliette Touma, juru bicara UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina), mengonfirmasi bahwa serangan Israel telah menghantam salah satu bangunan UNRWA di Jabalia, Gaza utara, yang sebelumnya adalah pusat kesehatan dan kini menjadi tempat penampungan bagi 730 warga pengungsi.

Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa menyatakan bahwa 25 toko roti yang mereka dukung di Gaza telah berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar dan tepung. WFP memperingatkan bahwa persediaan makanan siap saji hanya akan bertahan maksimal dua minggu lagi.

Serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 50.000 orang, menurut pejabat Palestina. Mayoritas warga Gaza kini mengungsi, banyak di antaranya telah kehilangan tempat tinggal lebih dari sekali. Sebagian besar wilayah Gaza kini hancur dan tidak layak huni.

Israel memulai serangan ke Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya, menurut otoritas Israel.

Komentar