Menilik Politik Identitas di Indonesia: Sudut Pandang Islam

Opini43 Dilihat

Belakangan ini, politik identitas menjadi isu yang semakin mencuat di Indonesia, terutama ketika agama digunakan sebagai alat politik. Sebagai agama mayoritas di Indonesia, Islam sering kali berada di pusat wacana ini. Namun, bagaimana sebenarnya Islam memandang politik identitas?

Dalam ajaran Islam sendiri, politik seharusnya selalu berlandaskan nilai-nilai moral dan etika. Prinsip seperti keadilan, persaudaraan dan kepentingan bersama harus diutamakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika identitas Islam, digunakan untuk menegakkan nilai-nilai luhur dan keadilan bagi semua pihak, maka hal itu masih selaras dengan ajaran Islam saat ini. Namun, jika justru dimanfaatkan untuk menciptakan perpecahan, menyebarkan kebencian, atau merugikan kelompok lain, maka hal itu sangat jelas bertentangan dengan prinsip Islam yang mengedepankan persatuan dan rahmatan lil ‘alamin.

Coba, kita menilik ke belakang menengok sejarah mencatat bahwa, Nabi Muhammad saw. membangun kepemimpinannya bukan berdasarkan suku atau kelompok tertentu, melainkan atas dasar keadilan dan persamaan hak. Piagam Madinah, menjadi bukti nyata bagaimana beliau membangun masyarakat yang inklusif, di mana semua komunitas memiliki hak yang sama dalam kehidupan sosial dan politik. Ini menunjukkan bahwa, Islam tidak menganjurkan politik identitas yang eksklusif dan diskriminatif.

Di Indonesia sendiri, politik identitas berbasis Islam kerap muncul dalam berbagai peristiwa politik, seperti pemilu atau perumusan kebijakan. Sayangnya, dalam beberapa kasus yang terkulas, entah mengapa agama dijadikan alat untuk kepentingan politik dengan cara yang kurang etis, seperti penyebaran informasi yang menyesatkan, penggunaan tempat ibadah sebagai panggung politik, serta eksploitasi sentimen keagamaan demi kepentingan tertentu.

Bukankah,  Islam secara terang-terangan mengajarkan kepada kita politik yang bermartabat, berlandaskan akhlak, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, dalam perspektif Islam sendiri, politik identitas seharusnya tidak menjadi alat pemecah belah, tetapi justru dijadikan sebagai sarana untuk menegakkan keadilan dan kemaslahatan bagi semua.

Tantangan bagi umat Islam di Indonesia saat ini adalah bagaimana membangun kesadaran politik yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang inklusif, adil dan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat, tanpa terjebak dalam sekat-sekat identitas yang justru melemahkan persatuan bangsa kita sendiri. Lantas pertanyaannya yang patut untuk kita renungkan adalah siapa yang harus terlibat untuk membasmi politik identitas yang eksklusif dan diskriminatif di Indonesia saat ini? Jawabannya ada ditangan anak muda milenial, yang memiliki intelektual luas, kritikal tingking mempuni dan memiliki jiwa nasionalisme yang kukuh. Renungkan !

Komentar