PENULIS: Salsa bilah (Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Palopo)
Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Haji dilaksanakan di bulan Dzulhijjah di kota Mekkah, Arab Saudi. Kegiatan ini memiliki makna spiritual yang mendalam dan merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Haji juga menjadi simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia, di mana jutaan jemaah berkumpul untuk beribadah.
Ibadah haji terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dengan niat atau ihram, di mana jemaah mengenakan pakaian khusus yang sederhana dan tidak berwarna. Ini mencerminkan kesetaraan di hadapan Allah, di mana semua jemaah, tanpa memandang status sosial atau ekonomi, berpakaian serupa. Niat haji adalah ungkapan tekad untuk melakukan perjalanan suci ini, dan merupakan langkah pertama sebelum memasuki lokasi-lokasi suci di Mekkah.
Salah satu tahapan penting dalam haji adalah pelaksanaan Tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ka’bah, yang merupakan bangunan suci yang di kiblatkan oleh umat Islam, menjadi pusat ibadah. Tawaf dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan untuk menyatukan jemaah dalam satu tujuan ibadah. Selanjutnya, jemaah juga melakukan Sa’i, yang merupakan berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah, menirukan perjalanan Hagar yang mencari air untuk anaknya Ismail.
Setelah melakukan Tawaf dan Sa’i, jemaah menuju Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Di sini, mereka melakukan wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa, sebagai puncak dari pelaksanaan haji. Wukuf di Arafah merupakan momen yang sangat penting, karena diyakini bahwa Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang dengan tulus berdoa pada hari itu. Ini adalah saat di mana jemaah merasakan kedekatan yang mendalam dengan Sang Pencipta.
Setelah Arafah, jemaah melanjutkan ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu yang akan digunakan dalam ritual jumrah. Pada hari raya Idul Adha, jemaah melakukan lempar jumrah, yaitu melempar batu ke tiga tiang yang melambangkan penolakan terhadap godaan setan. Ritual ini mengajarkan umat Islam tentang keteguhan iman dan pentingnya menjauhi dosa. Selain itu, jemaah juga melakukan penyembelihan hewan kurban sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
Selama pelaksanaan haji, jemaah juga dianjurkan untuk memperbanyak doa, zikir, dan introspeksi diri. Haji bukan hanya sekadar ritual fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mendalam. Melalui haji, jemaah diajak untuk merenungkan kehidupan, meningkatkan kualitas diri, dan memperkuat hubungan dengan Allah serta sesama manusia. Ini merupakan kesempatan untuk membersihkan jiwa dan memulai hidup baru yang lebih baik.
Setelah semua rangkaian ritual selesai, jemaah kembali ke Mekkah untuk melakukan Tawaf ifadah sebagai penutup ibadah haji. Pada tahap ini, jemaah menyelesaikan rangkaian ibadah dengan kembali ke Ka’bah. Setelah itu, mereka bisa kembali ke negara asal masing-masing, membawa kenangan dan pengalaman spiritual yang mendalam. Haji diharapkan dapat membentuk karakter yang lebih baik bagi para jemaah dalam kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, haji adalah perjalanan yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Melalui pelaksanaan haji, umat Islam diingatkan akan pentingnya ketaatan, persatuan, dan saling menghormati. Ibadah ini mengajarkan nilai-nilai luhur yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan rasa solidaritas di antara sesama umat Islam di seluruh dunia.