Menag Nasaruddin Umar Kunjungi Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone: Tegaskan Komitmen untuk Kesejahteraan Santri dan Inovasi Pendidikan

Nasional3264 Dilihat

Ujung Bone (Kemenag) – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan pesantren di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone, Sulawesi Selatan, pada Senin (7/4/2025), Menag menyampaikan pesan penting yang menekankan tiga aspek utama: kesejahteraan santri, inovasi pendidikan, dan penguatan peran pesantren dalam moderasi beragama.

Fokus pada Kesejahteraan Santri

Dalam sambutannya, Menag menegaskan pentingnya memperhatikan kesejahteraan santri, terutama terkait kebutuhan dasar seperti makanan. Ia meneladani wasiat orang tuanya yang melarang pembatasan makanan bagi para santri.

“Salah satu wasiat orang tua, jangan batasi makanan santri. Saya tidak mau mereka merasakan keterbatasan seperti yang pernah dirasakan anak-anak saya,” ujar Menag.

Menag mengungkapkan pengalamannya saat menempuh pendidikan di pesantren, di mana keterbatasan ekonomi membuatnya sulit memenuhi kebutuhan makan. Hal ini menjadi motivasi kuat baginya untuk memastikan para santri saat ini tidak mengalami hal serupa dan bisa fokus penuh pada proses pembelajaran.

Dorongan Inovasi dalam Sistem Pendidikan

Menag juga mendorong pesantren untuk terus berinovasi. Ia mencontohkan Pesantren Al Ikhlas, yang ia dirikan sendiri, sebagai model pesantren modern yang telah mengadopsi sistem pendidikan internasional dan memanfaatkan teknologi informasi (IT) dalam proses belajar-mengajar.

Langkah ini, menurutnya, sangat penting agar para santri memiliki keterampilan yang relevan dengan tantangan global dan dapat bersaing serta berkontribusi di kancah internasional.

Pesantren Sebagai Benteng Moderasi Beragama

Tak hanya soal pendidikan, Menag juga menyoroti peran strategis pesantren dalam menjaga nilai-nilai keindonesiaan dan memperkuat moderasi beragama. Ia menekankan bahwa pesantren harus menjadi garda terdepan dalam menanamkan pemahaman agama yang inklusif dan toleran.

“Pesantren harus menjadi benteng dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama di Indonesia. Santri harus menjadi agen perdamaian dan persatuan,” tegas Menag.

Arah Kebijakan Kemenag ke Depan

Apa yang disampaikan Menag Nasaruddin Umar mencerminkan arah kebijakan Kementerian Agama dalam menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan komprehensif. Fokusnya tidak hanya pada penguasaan ilmu agama, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan, dan wawasan global santri, dengan kesejahteraan sebagai fondasi utama.

“Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik agar para santri dan pesantren di Indonesia mampu menjadi motor penggerak kemajuan bangsa dan penjaga harmoni umat beragama,” pungkas Menag.

Komentar