Media sosial kini sudah jadi bagian dari keseharian anak muda kita sepakat dalam persoalan ini. Di satu sisi, platform ini menawarkan banyak manfaat edukatif, mulai dari akses ke berbagai informasi, kursus online, hingga diskusi yang memperluas wawasan. Dengan hanya beberapa ketukan jari, mereka bisa belajar hal baru, mengembangkan keterampilan, dan tetap up-to-date dengan perkembangan dunia (lokal, nasional, dan internasional) itu sendiri.
Tetapi di sisi lain, media sosial juga bisa jadi gangguan sangat besar. Algoritma, yang dirancang untuk menarik perhatian sering kali membuat pengguna terjebak dalam konten yang kurang bermanfaat; seperti hiburan yang berlebihan, berita yang belum tentu benar, atau tren viral yang dangkal. Akibatnya, Apa?? kebiasaan berpikir instan mulai terbentuk, kemampuan fokus menurun, dan pola pikir kritis (kritikal tingking) jadi kurang berkembang karena informasi yang dikonsumsi terlalu cepat dan sangat dangkal.
Jadi, pertanyaan renungannya adalah: Apakah media sosial lebih banyak manfaatnya atau justru merugikan? Jawabannya, tergantung pada bagaimana kita sebagai generasi muda menggunakannya sebaik-baiknya. Jika dimanfaatkan dengan bijak, media sosial bisa menjadi alat belajar yang sangat luar biasa (semua serba instan/cepat), tetapi jika digunakan tanpa kendali, bisa jadi malah menghambat perkembangan intelektual dan sosial kita sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi anak muda melineal untuk memiliki literasi digital yang baik, agar bisa memilah mana yang bermanfaat dan mana yang hanya membuang waktu. merasa bodoh “boleh” tetapi merasa pintar “jangan”. kalau belum bijak mengunakan teknologi digital.
Komentar