Palopo – Kasus penyajian ayam mentah dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah di Palopo menuai kritik dari berbagai kalangan. Program yang sejatinya bertujuan menyehatkan siswa itu justru menimbulkan pertanyaan serius soal kualitas pengelolaan.
Ketua komisariat kesehatan LMND Palopo Fatir menilai, persoalan ini tidak semata-mata soal teknis penyajian makanan. akar masalah terletak pada relasi produksi yang timpang.
“Program ini membuat rakyat, khususnya siswa, hanya ditempatkan sebagai konsumen pasif. Mereka menerima makanan apa adanya, bahkan ketika tidak layak,.
Ia menambahkan, fenomena ini mencerminkan alienasi, di mana masyarakat tidak dilibatkan dalam proses produksi maupun pengawasan distribusi makanan.
“Logika yang dipakai lebih pada birokrasi proyek ketimbang kebutuhan riil rakyat. Selama alat produksi pangan tetap dikuasai segelintir pihak, program sebesar apa pun akan mudah salah kelola, tegas Fatir
Menurutnya, MBG akan lebih bermakna bila petani, peternak, dan masyarakat lokal dilibatkan dalam rantai produksi hingga distribusi. Dengan begitu, program ini tidak sekadar proyek populis, melainkan langkah nyata menuju kemandirian pangan rakyat sesuai cita-cita soekarno saat peletakan batu pertama di institut pertanian bogor.
Komentar