Jakarta — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan apresiasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai berjalan sejak awal Januari 2025. Program ini dinilai memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya bagi anak-anak sekolah dan komunitas pedesaan.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Luhut menyampaikan bahwa program MBG berhasil meningkatkan kebahagiaan anak-anak sekolah yang kini dapat menikmati makanan sehat tanpa harus mengorbankan uang jajan mereka.
“Anak-anak sangat menikmati makan bergizi ini. Mereka bilang sebelumnya hanya membawa uang jajan untuk membeli makanan yang tidak jelas gizinya. Dengan program ini, mereka bisa makan sehat dan senang,” ujar Luhut.
Dampak Ekonomi untuk Pedesaan
Selain manfaat kesehatan, program ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan di wilayah pedesaan. Pelibatan masyarakat lokal dalam penyediaan bahan makanan menciptakan peluang usaha baru, seperti produksi sayur-mayur dan bahan makanan lainnya.
“Uang yang berputar di desa meningkat. Ada kegiatan ekonomi baru, orang jadi membuat sayur, makanan, dan lainnya. Padahal ini baru berjalan satu minggu,” tambah Luhut.
Pengurangan Beban Konsumsi Rumah Tangga
Dampak positif lain dari program ini adalah pengurangan beban konsumsi rumah tangga. Anggota DEN, Arief Anshory Yusuf, menjelaskan bahwa setiap anak yang menerima makanan bergizi senilai Rp 10.000 per hari, memberikan kontribusi signifikan bagi keluarga.
“Jika sebuah keluarga memiliki dua anak yang mendapatkan manfaat ini selama 20 hari, total penghematan mencapai Rp 400.000. Jumlah ini hampir setara dengan satu kali garis kemiskinan. Walaupun sifatnya universal, dampaknya sangat progresif. Ini adalah bentuk redistribusi pendapatan yang langsung terasa,” jelas Arief.
Program MBG diharapkan dapat terus diperluas dan ditingkatkan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat, sekaligus mendorong kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.