Kunjungan Resmi Prabowo ke Thailand Tandai Babak Baru Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand

Internasional3334 Dilihat

Bangkok – Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyambut hangat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam kunjungan resmi pertamanya ke Thailand, Senin (19/5/2025), di Government House, Bangkok. Kunjungan ini menjadi momentum bersejarah yang menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Thailand dan memperkuat fondasi kemitraan strategis antara kedua negara.

“Ini adalah kehormatan bagi saya untuk menyambut Yang Mulia Presiden Prabowo Subianto dari Indonesia untuk kunjungan resmi pertamanya ke Thailand,” ujar PM Paetongtarn dalam keterangan pers bersama usai pertemuan.

Dalam suasana yang hangat dan produktif, kedua pemimpin memimpin langsung 1st Leaders’ Consultation, yang akan menjadi mekanisme reguler untuk bertukar pandangan dan memperkuat kerja sama bilateral di masa mendatang.

“Presiden Prabowo dan saya telah memiliki diskusi yang konstruktif dan dalam atmosfer yang bersahabat,” ungkap PM Paetongtarn. “Kami memimpin bersama 1st Leaders’ Consultation, yang akan menjadi forum tetap antara pemimpin Indonesia dan Thailand.”

Kemitraan Strategis dan Kerja Sama Regional

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan penting berupa pembentukan Strategic Partnership antara Indonesia dan Thailand. Kedua negara sepakat meningkatkan intensitas kunjungan tingkat tinggi, memperkuat kerja sama politik-keamanan, serta memberdayakan mekanisme bilateral yang telah ada.

Menteri luar negeri dari masing-masing negara diminta menyusun rencana aksi kemitraan strategis agar hasil kerja sama dapat terimplementasi secara konkret dan berdampak nyata.

Di sektor keamanan, Indonesia dan Thailand sepakat memperkuat kolaborasi dalam pemberantasan kejahatan lintas batas seperti perdagangan manusia dan perjudian ilegal, serta mempererat kerja sama industri pertahanan.

Fokus Ekonomi, Investasi, dan Ketahanan Pangan

Dalam bidang ekonomi, kedua pemimpin menyampaikan komitmen untuk meningkatkan perdagangan bilateral, investasi, dan pariwisata. PM Paetongtarn mencatat bahwa pada tahun 2024, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai USD 18 miliar. Namun, dengan potensi pasar yang besar dan konektivitas yang kuat, angka ini dinilai masih bisa terus tumbuh.

Thailand juga siap menjadi tuan rumah pertemuan Joint Trade Commission pertama pada tahun ini untuk membahas potensi kerja sama dagang lebih luas. Baik badan investasi maupun sektor swasta dari kedua negara didorong untuk menjajaki peluang bisnis baru.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Prabowo atas dukungan kepada perusahaan-perusahaan Thailand di Indonesia. Kami juga berharap ada perlakuan investasi yang adil dan transparan,” tambah PM Paetongtarn.

Sementara itu, kerja sama ketahanan pangan akan difokuskan pada perdagangan produk pertanian, pengembangan industri halal, serta eksplorasi kerja sama di bidang perikanan berkelanjutan dan energi hijau.

Penguatan People-to-People Contact dan Isu Kawasan

Di sektor pariwisata dan pertukaran antar masyarakat, kedua negara sepakat mendorong pariwisata dua arah, termasuk wisata kapal pesiar, wisata kesehatan, dan pariwisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).

Di tingkat kawasan, Prabowo dan Paetongtarn menegaskan kembali pentingnya peran sentral ASEAN dalam merespons dinamika geopolitik dan geoekonomi global. Terkait isu Myanmar, Thailand bersama Indonesia dan Malaysia sepakat mendorong proses perdamaian yang inklusif.

“Kami akan bekerja sama dengan Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini, untuk merestorasi perdamaian di Myanmar dengan ASEAN sebagai aktor utama,” ujar PM Paetongtarn.

Menutup pernyataan bersama, Paetongtarn menyampaikan keinginannya untuk melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. “Izinkan saya sekali lagi untuk berterima kasih kepada Bapak Prabowo atas persahabatannya, dan saya berharap dapat mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat,” pungkasnya.

Komentar