Palopo – Kapolres Kota Palopo, AKBP Dedi Surya Dharma, melakukan silaturahmi bersama jajaran Polres Palopo dengan dua organisasi masyarakat besar yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta para akademisi dari IAIN Palopo. Pertemuan strategis ini digelar dalam suasana santai namun penuh makna di kampus IAIN Palopo.
Dalam Penyampaiannya, AKBP Dedi menegaskan pentingnya peran ormas dan akademisi dalam menyukseskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilwalkot Palopo yang akan digelar pada 24 Mei mendatang. “PSU harus kita sukseskan bersama dengan cara bersinergi. Kedamaian adalah harga mati,” tegasnya.
Menyambut ajakan Kapolres, Ketua NU Palopo, DR. KH. Muhammad Dzuhri Abu Nawas, menyampaikan dukungannya. “Kami sebagai ormas besar siap mendukung Pilwalkot damai. Insya Allah akan kami sampaikan kepada seluruh jamaah, melalui Banom NU seperti Ansor, Banser, PMII, Fatayat, Muslimat, dan lainnya untuk merespon positif harapan Pak Kapolres dan masyarakat,” ujarnya.
Hal senada juga ditegaskan oleh Ketua Muhammadiyah Palopo, Dr. Tahmid, M.H.I, yang menyatakan komitmen Muhammadiyah untuk menjaga kedamaian dan memberikan edukasi politik damai kepada warga.
Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Direktur Pascasarjana IAIN Palopo, Prof. Dr. Muhaimin, MA, bersama beberapa dosen seperti Dr. Darwis. “Pesan damai ini adalah pesan moral yang harus kita sinergikan bersama,” tutur Prof. Muhaimin.
Kasat Intel Polres Palopo, IPTU Suwardi, juga menyampaikan pentingnya kolaborasi seluruh elemen dalam menjaga keamanan. “Palopo ini kondusif. Tapi perlu terus kita jaga. Sebab itulah kami keliling bersilaturahmi dengan para tokoh panutan di kota ini,” katanya.
Salah satu pernyataan menarik datang dari Sekretaris NU Palopo, Achmad Badawi, yang juga dikenal sebagai mantan aktivis kampus dan ormas yakni mantan aktifis aktif beliau ini mantan ketua BEM IAIN ,mantan Ketua PMII , mantan Ketua Ansor , mantan sekretaris Ika PMII bahkan mantan ketua STikes.
Ia menyoroti peran media sosial dalam pemilu. “Wilayah Palopo kecil, tapi potensi konflik besar jika medsos tidak dikendalikan. PSU lebih rawan dibanding pemilu 2024. Jangan anggap remeh medsos. Jika ada akun atau oknum yang memprovokasi, segera ditindak,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa bahasa-bahasa provokatif di media sosial bisa memicu konflik antara pendukung pasangan calon. “Dampaknya bukan hanya pada Paslon, tapi pada masyarakat secara umum. Bahkan pasca Pilwalkot, investor dan pengunjung bisa enggan datang jika Palopo dianggap tidak aman.”
Pertemuan ditutup dengan suasana akrab dan makan bersama. Sebelum meninggalkan lokasi, Kapolres dan rombongan berfoto bersama para tokoh serta melakukan salam cipika-cipiki sebagai simbol kedekatan dan kedamaian.
Silaturahmi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara aparat keamanan, ormas besar, dan akademisi dapat menjadi kunci utama suksesnya Pemungutan Suara Ulang secara damai di Kota Palopo.
Komentar