Indonesia Gelap: Cerminan Krisis atau Sekadar Tren Viral?

Opini415 Dilihat

Fenomena Indonesia Gelap tengah ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Banyak warganet yang mengunggah video dan foto kondisi jalanan, desa, bahkan perkotaan yang minim penerangan, seolah menggambarkan Indonesia dalam kegelapan. Namun, apakah ini sekadar tren viral atau benar-benar mencerminkan masalah serius di negeri ini?

Dari satu sisi, Indonesia Gelap bisa dianggap sebagai bentuk kritik terhadap infrastruktur penerangan di berbagai daerah. Masih banyak wilayah, terutama di pelosok, yang belum mendapat akses listrik secara memadai. Bahkan di kota besar, pemadaman listrik masih terjadi akibat berbagai faktor, seperti cuaca ekstrem dan keterbatasan kapasitas pembangkit.

Namun, tak sedikit pula yang menganggap fenomena ini sekadar tren viral yang dilebih-lebihkan. Banyak unggahan yang sebenarnya menggunakan efek filter atau mengambil gambar di tempat-tempat tertentu yang memang minim pencahayaan. Hal ini membuat publik bertanya-tanya, apakah Indonesia Gelap benar-benar menggambarkan situasi yang masif atau hanya sekadar narasi yang dibuat-buat untuk menarik perhatian?

Terlepas dari itu, fenomena ini seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat. Akses listrik dan penerangan yang layak bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga bagian dari hak dasar warga negara. Jika benar Indonesia Gelap bukan hanya tren, maka ini menjadi alarm bagi pemangku kebijakan untuk segera bertindak. Namun, jika ini hanya tren media sosial, maka kita harus lebih bijak dalam menyikapi isu yang beredar, agar tidak terjebak dalam narasi yang tidak sepenuhnya akurat.

Pada akhirnya, yang paling penting bukanlah sekadar memperdebatkan viralitasnya, melainkan bagaimana kita bisa berkontribusi untuk menciptakan Indonesia yang lebih terang—baik secara harfiah maupun dalam arti yang lebih luas.

Komentar