Palopo – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Palopo mengusulkan agar pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2024 di Kota Palopo menghadirkan kampanye dialog terbuka di ruang publik. Ketua Cabang GMNI Kota Palopo, Jhon Taulinggi, menekankan pentingnya forum diskusi ini untuk membahas gagasan secara terbuka, mirip dengan yang pernah diterapkan pada masa kampanye pemilihan presiden 2024 oleh salah satu pasangan calon.
“Forum diskusi atau kampanye dialog terbuka sangat penting dihadirkan di Kota Palopo karena ini memberikan ruang bagi publik untuk memahami gagasan calon. Seperti pada masa kampanye presiden 2024, di mana salah satu calon, Anies Baswedan, membuat forum Desak Anies. Anies Baswedan datang ke pemilih muda, menciptakan ruang publik, saling bertukar gagasan, dan pemuda bertanya apa saja. Seharusnya di Kota Palopo juga diterapkan hal demikian,” ujar Jhon Taulinggi.
Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo, total pemilih aktif yang terlibat dalam pemilu tahun ini mencapai 130.107 jiwa, yang tersebar di 9 kecamatan dan 506 Tempat Pemilihan Suara (TPS). Menariknya, lebih dari separuh pemilih di Kota Palopo berusia di bawah 40 tahun, yaitu sebesar 53 persen atau setara dengan 70.103 jiwa. Pemilih muda ini terdiri dari 45.670 generasi milenial dan 24.468 generasi Z.
“Melihat kondisi saat ini, di mana pemilih aktif Kota Palopo didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z, calon kepala daerah Kota Palopo harus beradaptasi untuk melakukan pendekatan kepada generasi ini. Oleh karena itu, kampanye dialog terbuka merupakan terobosan yang beradaptasi dengan konfigurasi pemilih yang didominasi oleh generasi muda di Kota Palopo,” tambah Jhon.
Jhon juga menekankan bahwa kampanye dialog terbuka akan memungkinkan para pemilih untuk mengetahui gagasan, orientasi, dan harapan para calon kepala daerah terhadap masa depan Kota Palopo.
“Kampanye dialog terbuka ini merupakan forum untuk menguji kapasitas dan idealisme dari para calon kepala daerah. Kami berharap calon kepala daerah Kota Palopo bukan hanya berkampanye melalui baliho dan spanduk, tetapi juga mampu menciptakan ruang, memberikan gagasan, dan berdialektika di tengah-tengah publik, khususnya generasi muda,” tutup Jhon Taulinggi.