Oleh : Dzul Fiqri
Antara Logika dan Hati: Menemukan Harapan dalam Absurdnya Tantangan
Opini – Dalam perjalanan hidup, harapan adalah bahan bakar yang membuat manusia terus melangkah. Harapan mendorong seseorang untuk bermimpi, berjuang, dan menghadapi tantangan dengan penuh semangat. Namun, tidak jarang tantangan yang muncul justru terasa absurd, sulit dipahami, dan seolah-olah melawan logika. Hal ini menciptakan pertentangan dalam pikiran, tetapi menariknya, hati sering kali memiliki jawabannya sendiri.
Ketika seseorang menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi, pikiran mulai mempertanyakan banyak hal. “Apakah ini jalan yang benar?” “Mengapa semua terasa begitu sulit?” “Apakah harapan ini masih layak diperjuangkan?” Pikiran rasional mencoba menganalisis dan mencari solusi, tetapi semakin dalam pertimbangan dibuat, semakin absurd pula tantangan yang tampak.
Namun, berbeda dengan pikiran yang penuh pertimbangan logis, hati memiliki caranya sendiri untuk tetap bertahan. Di saat pikiran mulai goyah oleh ketidakpastian, hati tetap teguh pada keyakinannya. Ia memahami bahwa di balik setiap tantangan yang absurd, ada makna yang lebih dalam yang belum tentu bisa langsung dicerna oleh pikiran. Inilah yang membuat seseorang tetap bertahan dan tidak mudah menyerah.
Ketidakseimbangan antara harapan dan tantangan adalah bagian dari kehidupan. Ada kalanya kita harus membiarkan pikiran merasionalisasi segala kemungkinan, tetapi ada saatnya kita juga harus percaya pada hati yang tetap berpegang pada harapan. Dalam ketidakpastian, justru di sanalah letak pertumbuhan terjadi. Tidak semua hal harus selalu masuk akal bagi pikiran, tetapi setiap langkah yang diambil dengan ketulusan hati pasti akan membawa pada tujuan yang lebih besar.
Pada akhirnya, absurditas tantangan bukanlah alasan untuk menyerah. Justru di situlah manusia diuji untuk terus percaya, berjuang, dan berkembang. Harapan tidak boleh sekadar menjadi angan-angan kosong, tetapi harus menjadi api yang tetap menyala meskipun angin tantangan terus bertiup. Karena di saat pikiran mulai meragukan, hati selalu memiliki keyakinan yang lebih dalam bahwa semua ini bukan tanpa alasan.
Komentar