Brussel, Belgia — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan penting dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, di kantor pusat Uni Eropa, Gedung Berlaymont, Brussel, pada Minggu, 13 Juli 2025. Pertemuan ini menjadi babak baru yang menentukan dalam hubungan strategis antara Indonesia dan Uni Eropa, khususnya dalam mempercepat penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Presiden Prabowo tiba di Gedung Berlaymont sekitar pukul 12.30 waktu setempat dan disambut hangat oleh Presiden Ursula von der Leyen. Keduanya berfoto bersama sebelum melanjutkan ke ruang pertemuan di lantai 13, diiringi oleh pejabat tinggi dari kedua negara.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo didampingi oleh jajaran menteri dan pejabat penting, di antaranya:
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto,
- Menteri Perdagangan Budi Santoso,
- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani,
- Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya,
- Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.
Terobosan IEU-CEPA Setelah 10 Tahun Negosiasi
Fokus utama pertemuan ini adalah pembahasan lanjutan perjanjian IEU-CEPA, yang telah memasuki putaran ke-19 negosiasi sejak dimulai pada 2016. Dalam konferensi pers bersama usai pertemuan, Presiden Prabowo menyampaikan kabar menggembirakan.
“Hari ini kami telah mencapai sebuah terobosan. Setelah 10 tahun negosiasi, kami menyepakati sebuah perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas. Kami telah mencapai banyak kesepakatan yang pada intinya saling mengakomodasi kepentingan ekonomi kedua pihak dan bersifat saling menguntungkan,” ujar Prabowo.
Ursula von der Leyen: Indonesia dan Uni Eropa Berbagi Nilai yang Sama
Presiden Ursula von der Leyen menyambut positif hasil pertemuan tersebut dan menekankan pentingnya nilai-nilai bersama yang menjadi dasar penguatan kerja sama kedua belah pihak.
“Kita sama-sama merupakan demokrasi yang dinamis dan beragam. Kami mengetahui bahwa semboyan nasional Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika, dan salah satu prinsip inti Uni Eropa adalah United in Diversity. Jadi, kita memang berbagi nilai dan ambisi yang sama,” tuturnya.
Memperkuat Akses Pasar dan Kerja Sama Strategis
Pertemuan ini menandai babak baru dalam kemitraan Indonesia–Uni Eropa, membuka jalan bagi akses pasar yang lebih luas, peningkatan investasi, dan kolaborasi strategis di berbagai sektor seperti energi hijau, ketahanan pangan, digitalisasi, serta keberlanjutan lingkungan.
Langkah konkret ini mempertegas posisi Indonesia sebagai mitra utama Uni Eropa di kawasan Asia Tenggara, serta menggarisbawahi komitmen kedua belah pihak dalam membangun kerja sama yang saling menguntungkan di tengah dinamika global yang terus berkembang.
Komentar