Presiden Prabowo Resmikan Proyek Energi Terbarukan di 15 Provinsi secara Hybrid, Tegaskan Komitmen Transisi Energi

Nasional54 Dilihat

BALI – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan secara hybrid proyek strategis nasional di sektor energi pada Kamis, 26 Juni 2025. Agenda tersebut mencakup pengoperasian energi terbarukan di 15 provinsi, peningkatan produksi minyak sebesar 30 ribu barel dari Blok Cepu, serta peletakan batu pertama lima pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Karena kondisi cuaca ekstrem, Presiden Prabowo mengikuti jalannya acara melalui video conference dari hotel tempatnya bermalam di Provinsi Bali, usai menjalani kunjungan kerja. Dalam sambutannya secara daring, Presiden menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak atas ketidakhadirannya secara fisik.

“Saya minta maaf yang sebesar-besarnya saya tidak dapat hadir secara fisik karena ketidakpastian akibat cuaca. Saya sudah siap dari jam 8 pagi untuk terbang tetapi karena cuaca tidak memungkinkan terpaksa saya hadir melalui video conference,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden juga menyampaikan penyesalan karena tidak bisa menyaksikan langsung peresmian proyek-proyek strategis tersebut yang dinilai sangat penting dan membanggakan bagi Indonesia.

“Insyaallah akan saya cari waktu untuk hadir melihat proyek-proyek yang demikian penting, demikian bersejarah, dan demikian membanggakan, membanggakan kita sebagai bangsa dan sebagai pribadi,” tambahnya.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya memegang peran penting dalam perubahan format acara. Ia dengan sigap mengambil keputusan setelah melakukan koordinasi intensif bersama tim protokoler, keamanan, dan teknis demi memastikan jalannya peresmian tetap lancar meski dilakukan secara daring.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, hadir secara langsung dari lokasi PLTP Blawan Ijen di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa Presiden semula dijadwalkan hadir secara fisik, namun kondisi kabut tebal mengganggu jadwal penerbangan.

“Kami sangat menghargai keputusan Bapak Presiden untuk tetap bergabung secara virtual demi kelancaran acara dan keselamatan beliau. Tadinya masih oke, tapi karena kabut tidak bisa mendarat, akhirnya diputuskan melalui video conference,” ungkap Bahlil.

Meskipun berlangsung secara daring, acara ini tetap menjadi tonggak penting dalam mendorong agenda transisi energi nasional menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Proyek-proyek yang diresmikan mencerminkan komitmen pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan energi terbarukan demi kedaulatan energi nasional.

Dengan inisiatif ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang serius dalam agenda global mitigasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

Komentar