Ada Tiga Tingkatan Orang Yang Berpuasa 

Opini112 Dilihat

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Swt, puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah perjalanan ruhani yang bertingkat sesuai dengan kesadaran dan keikhlasan hati kita dalam menjalankannya. Dalam Islam, puasa memiliki tiga tingkatan yang perlu kita pahami agar ibadah ini semakin bermakna, tiga diantaranya ialah:

1. Saumul Awam (puasanya orang awam)

Pada tingkat pertama ini, seseorang hanya menjaga diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, jika tidak disertai dengan pengendalian diri, maka puasanya hanya sebatas menahan lapar dan haus tanpa memperoleh nilai spiritual. Rasulullah saw. mengingatkan kita dalam sabdanya:

“Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa pun selain rasa lapar dan haus.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

2. Saumul Khawas (puasanya orang khusus)

Pada tahap ini, seorang Muslim tidak hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga menjaga lisannya dari perkataan sia-sia, mengendalikan emosinya, serta menghindari perbuatan tercela. Rasulullah saw. bersabda:

“Puasa adalah perisai. Jika seseorang sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor atau bertindak bodoh. Jika ada yang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia berkata: ‘Aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Saumul Khawasil Khawas (puasanya orang spesial)

Inilah tingkatan tertinggi dalam berpuasa, di mana seseorang tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, tetapi juga sepenuhnya memusatkan hatinya kepada Allah Swt. mengisi waktunya dengan ibadah, dzikir, doa, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh ketulusan. Rasulullah saw. bersabda:

Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan penuh harapan kepada Allah Swt, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, wahai saudara-saudaraku, marilah kita tingkatkan kualitas puasa kita. Jangan biarkan ibadah ini hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, tetapi jadikanlah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. memperbaiki akhlak, serta menumbuhkan kasih sayang kepada sesama. Semoga Allah Swt. menerima setiap amal ibadah kita dan menjadikannya sebagai jalan menuju ridha-Nya. Aamiin.

Komentar