Menyelami Cahaya Ramadhan untuk Penyucian Khalbu

Opini49 Dilihat

Setiap manusia lahir dalam keadaan suci, seperti lembaran kosong yang siap diisi. Ramadhan adalah kesempatan untuk kembali ke titik awal, membersihkan diri dari dosa, dan menata ulang hidup dengan lebih baik. Seperti yang dikatakan Rabi’ah Al-Adawiyah, ibadah sejati lahir dari cinta kepada Allah, bukan sekadar harapan akan surga atau ketakutan akan neraka.

Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga latihan mengendalikan diri dan menyucikan hati. Al-Ghazali mengingatkan bahwa dosa adalah debu yang menutupi cahaya dalam diri. Dengan ibadah yang tulus, kita bisa menghapus debu itu dan membiarkan cahaya Ilahi menerangi jalan hidup kita.

Perubahan bukanlah hal yang mudah. Kebiasaan lama dan luka batin sering menjadi penghalang. Seperti kata Jalaluddin Rumi, kebijaksanaan sejati lahir saat kita berhenti mengubah dunia dan mulai memperbaiki diri sendiri. Ramadhan adalah momen untuk introspeksi, menerima kekurangan, dan berusaha menjadi lebih baik.

Saat bulan suci ini berlalu, jangan biarkan diri kembali pada kebiasaan lama. Ibnu ‘Atha’illah berpesan bahwa keadaan hati kita hari ini mencerminkan bagaimana akhir hidup kita nanti. Keberkahan Ramadhan bukan hanya tentang banyaknya ibadah, tetapi bagaimana bulan ini mengubah hati kita menjadi lebih lembut, penuh kasih, dan semakin dekat dengan-Nya.

Komentar