14 Februari 2025: Mengenal Lebih Dekat Pendiri Ormas Terbesar di Indonesia

Budaya816 Dilihat

Jombang – KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, dikenang sebagai ulama besar, pahlawan nasional, dan tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau yang lahir pada 14 Februari 1871, memiliki dedikasi yang luar biasa terhadap agama, bangsa, dan negara.

Selain sebagai pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari dikenal dengan julukan Hadratussyaikh, yang berarti Mahaguru, serta Syaikhu al-Masyayikh, yang artinya Gurunya Para Guru. Beliau merupakan seorang penghafal Kutub At-Tis’ah (sembilan kitab hadits) dan memiliki pengaruh besar dalam dunia Islam di Indonesia. Tak hanya itu, KH Hasyim Asy’ari juga merupakan bapak dari K.H. A. Wahid Hasyim dan kakek dari K.H. Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia ke-4.

Salah satu kontribusi terbesar KH Hasyim Asy’ari bagi Indonesia adalah fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945. Ketika Indonesia baru saja merdeka dan dihadapkan pada ancaman kembalinya penjajahan Belanda, Presiden Soekarno mengutus Bung Tomo untuk meminta nasihat dari KH Hasyim Asy’ari mengenai langkah yang harus diambil umat Islam dalam menghadapi situasi tersebut.

Menanggapi hal ini, KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa yang memutuskan bahwa umat Islam wajib berjihad membela kemerdekaan Indonesia. Fatwa tersebut kemudian disebarkan dalam rapat konsul NU se-Jawa Madura dan menjadi semangat yang menggugah umat Islam, khususnya kalangan santri, untuk turun ke medan perang melawan pasukan Belanda.

Fatwa Resolusi Jihad ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan memperkuat semangat persatuan dan kebangsaan, yang hingga saat ini tetap dikenang sebagai bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Dengan legasi tersebut, KH Muhammad Hasyim Asy’ari terus dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional yang tidak hanya memperjuangkan agama, tetapi juga mengorbankan segalanya demi tanah air Indonesia.

Komentar