Menteri Sosial Gus Ipul Dorong Sinergi Pilar Sosial untuk Percepatan Penurunan Kemiskinan di Jawa Tengah

Nasional70 Dilihat

Pekalongan – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar pilar sosial dalam upaya percepatan penurunan kemiskinan di Jawa Tengah. Hal ini disampaikan saat memberikan arahan kepada 500 pilar sosial di Student Center UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Rabu (12/2/2025).

“Alhamdulillah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, upaya pengentasan kemiskinan telah berjalan terpadu dan bersinergi dengan berbagai pihak,” ujar Gus Ipul.

Data terbaru menunjukkan bahwa 14,12 persen atau sekitar 3.704.330 penduduk Jawa Tengah masih berada dalam kategori miskin. Untuk itu, Gus Ipul menegaskan perlunya kolaborasi dalam mengurangi angka kemiskinan tersebut.

“Keluarga Penerima Manfaat (KPM) harus mendapat dukungan dari berbagai pihak agar bisa lebih cepat keluar dari kemiskinan. Kami di Kementerian Sosial terus menjalin kerja sama dengan berbagai sektor untuk mempercepat upaya ini,” lanjutnya.

Gus Ipul menambahkan bahwa Kemensos tengah menggencarkan program integrasi bagi warga yang telah keluar dari bantuan sosial (graduasi). Mereka akan dialihkan ke program kementerian/lembaga lain yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, seperti bantuan modal, pendampingan usaha, penciptaan pasar, dan manajemen bisnis.

Selain itu, Kemensos juga menggandeng institusi akademik dalam mendesain program pengentasan kemiskinan yang lebih efektif. “Kami telah menandatangani MoU dengan beberapa kampus. Nantinya, mereka akan membantu dalam penyusunan perencanaan pengentasan kemiskinan berbasis desa, dengan target mengubah desa miskin menjadi desa mandiri,” kata Gus Ipul.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan pemerintah daerah. “Saya ingin kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah. Para pendamping sosial tidak perlu ragu untuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Forkopimda setempat,” tambahnya.

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, menyambut baik kerja sama dengan Kemensos di bawah kepemimpinan Gus Ipul. Ia mengapresiasi respons cepat Kemensos dalam memberikan bantuan saat Pekalongan dilanda banjir dan longsor.

“Saya berterima kasih kepada Kemensos yang selalu hadir di saat kami membutuhkan, memberikan bantuan serta memantau langsung situasi di lapangan hingga masa tanggap darurat selesai,” ujar Fadia.

Sementara itu, Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengungkapkan bahwa arah kerja Kemensos ke depan tidak hanya berfokus pada bantuan sosial, tetapi juga pemberdayaan masyarakat.

“Ke depan, istilah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan berubah menjadi Keluarga Berdaya Mandiri (KBM). Kita ingin masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga memiliki kemandirian ekonomi,” jelasnya.

Kemensos juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, serta Komisi E DPRD dan kampus-kampus dalam merancang program pengentasan kemiskinan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pemilihan tiga desa sebagai pilot project untuk implementasi program pemberdayaan masyarakat.

“Ada dua strategi utama dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah. Pertama, dengan menggraduasi 10 KPM per tahun, dan kedua, menciptakan model sukses di desa-desa yang dapat direplikasi ke daerah lain,” tambah Agus Jabo.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang menargetkan kemiskinan ekstrem dapat ditekan hingga 0 persen pada tahun 2026, serta menurunkan tingkat kemiskinan nasional hingga 4,5 persen pada 2029.

“Upaya pengentasan kemiskinan bukan hanya tugas Kemensos, tetapi Kemensos harus berada di garis terdepan dalam perjuangan ini,” pungkasnya.

Komentar