Komisariat LMND Politeknik Dewantara Resmi Buka Diksar, Tegaskan Penguatan Ideologi dan Organisasi di Palopo

Daerah798 Dilihat

PALOPO – Komisariat Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Politeknik Dewantara sukses melaksanakan pembukaan Pendidikan Dasar (Diksar) yang berlangsung di Aula Ratona, Kota Palopo.

Kegiatan ini menjadi tahapan awal kaderisasi mahasiswa guna membentuk kader yang memiliki kesadaran sosial, berwatak pejuang, serta konsisten dalam garis perjuangan organisasi.

Pendidikan Dasar LMND Politeknik Dewantara tahun ini mengusung tema “Pertajam Ideologi dan Perkuat Organisasi”. Tema tersebut menegaskan bahwa penguatan pemahaman ideologis dan soliditas organisasi merupakan fondasi utama dalam membangun gerakan mahasiswa yang kritis, progresif, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Dalam sambutannya, Sekretaris Komisariat LMND Politeknik Dewantara, Azizah Ramadani, menekankan pentingnya kesungguhan kader dalam mengikuti seluruh rangkaian pendidikan. Menurutnya, Diksar bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan ruang strategis untuk pembentukan kesadaran, pendisiplinan organisasi, dan peneguhan keberpihakan sosial.

“Pendidikan kader adalah proses ideologis dan organisatoris yang harus dijalani secara penuh dan bertanggung jawab. Ini menjadi ruang pembentukan kesadaran kritis sekaligus keberpihakan yang jelas terhadap kepentingan rakyat, khususnya kaum perempuan yang selama ini kerap dinomorduakan akibat kuatnya budaya patriarkis,” tegas Azizah.

Ia menambahkan, melalui Diksar ini diharapkan kader mampu membaca realitas sosial secara kritis serta berani mengambil posisi perjuangan yang konsisten dengan nilai-nilai organisasi.

Sementara itu, Ketua Komisariat LMND Politeknik Dewantara, Hidayat, menegaskan bahwa seluruh rangkaian pendidikan dilaksanakan tanpa adanya sentuhan fisik. Proses kaderisasi, kata dia, mengedepankan pendekatan yang humanis, dialogis, dan berlandaskan pada kesadaran kritis peserta.

“Pendidikan ini menitikberatkan pada pendisiplinan ide, keteguhan sikap, serta komitmen moral kader. Tidak ada kekerasan fisik, yang ada adalah proses pembelajaran yang membangun kesadaran dan militansi organisasi,” ujar Hidayat.

Komentar