Kematian Affan: Kecelakaan atau Pembunuhan?

Opini188 Dilihat

Oleh: M. Iqbal Farochi:  Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) & Sekretaris Jenderal Front Mahasiswa Jakarta (FML)

‎OPINI – Kematian Affan, seorang demonstran yang tewas tertabrak kendaraan taktis Barracuda, telah menimbulkan gelombang pertanyaan dan perdebatan di masyarakat. Saya berpandangan bahwa insiden ini bukanlah sekadar kecelakaan yang disayangkan, melainkan sebuah tindakan yang memiliki unsur kesengajaan dan terencana.

‎Menurut Analisis penulis ada beberapa poin yang memperkuat pandangan bahwa ini adalah pembunuhan, bukan kecelakaan, antara lain:

Kesadaran dan Kesiapan Aparat: Aparat keamanan dilatih dan disiapkan secara profesional untuk menghadapi situasi kritis seperti demonstrasi massa. Mereka seharusnya berada dalam kondisi prima, sadar, dan tidak dalam pengaruh zat apa pun. Fakta bahwa pengemudi kendaraan taktis tersebut tidak sedang mabuk atau menggunakan obat-obatan justru menunjukkan bahwa tindakan yang diambil adalah keputusan yang sadar dan disengaja. Tidak ada faktor eksternal yang dapat dijadikan alasan untuk kelalaian.

Tindakan Terukur: Kendaraan taktis seperti Barracuda adalah alat yang sangat spesifik dan memiliki risiko tinggi jika digunakan di tengah kerumunan. Penggunaan kendaraan ini untuk menembus massa bukanlah tindakan yang sembrono, melainkan sebuah tindakan terukur yang penuh risiko. Jika pengemudi memilih untuk menabrak massa daripada mencari cara lain, itu dapat diartikan sebagai upaya represif yang disengaja untuk membubarkan massa.

‎ Tanggung Jawab Komando: Ungkapan “Siap Ndan. Laksanakan!” sering kali mencerminkan ketaatan tanpa pertanyaan terhadap perintah atasan. Dalam konteks ini, ungkapan tersebut menjadi simbol bahwa tindakan yang dilakukan bukanlah inisiatif pribadi pengemudi, melainkan bagian dari sebuah perintah atau strategi yang lebih besar. Jika terbukti bahwa ada perintah untuk “menghalau” atau “menerobos,” maka tanggung jawab moral dan hukum tidak hanya berada di tangan pengemudi, tetapi juga pada pihak yang memberi perintah. Ini dapat menjadi bukti bahwa ada rantai komando yang bertanggung jawab atas kematian Affan, menjadikan insiden ini sebagai pembunuhan terencana.

Dari analisis diatas maka Kematian Affan adalah akibat dari sebuah sistem yang memprioritaskan penggunaan kekuatan represif untuk membubarkan demonstrasi, daripada mengedepankan dialog dan perlindungan hak sipil. Isu utama di sini bukanlah apakah pengemudi mabuk atau tidak, melainkan apakah tindakan tersebut merupakan bagian dari kebijakan atau perintah yang disengaja untuk menekan demonstrasi.

‎Jika terbukti bahwa ada perintah di balik tindakan ini, maka kasus ini harus diusut sebagai pembunuhan berencana, bukan sekadar kecelakaan yang disayangkan. Keadilan harus ditegakkan untuk Affan dan semua demonstran yang berjuang untuk hak-hak mereka.

Komentar