Presiden Prabowo: Kedaulatan Pangan Kunci Kemerdekaan dan Ketahanan Bangsa

Nasional36 Dilihat

Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan pentingnya kedaulatan pangan sebagai pondasi utama bagi kemerdekaan dan ketahanan nasional. Dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8), Presiden menyampaikan bahwa kontrol atas produksi pangan dalam negeri merupakan syarat mutlak bagi masa depan bangsa yang berdaulat.

“Sejak lama saya berkeyakinan bahwa apapun terjadi, bangsa kita akan aman kalau kita kuasai pangan kita,” ujar Presiden dalam pidato pengantar sidang.

Menurut Presiden Prabowo, sejarah telah membuktikan bahwa tidak ada satu pun negara yang benar-benar merdeka jika tidak mampu memproduksi makanan untuk rakyatnya. Ketergantungan terhadap impor pangan hanya akan membuka peluang intervensi asing, yang pada akhirnya bisa melemahkan kedaulatan negara.

“It does not happen. It will not happen. Tidak ada negara yang merdeka berdaulat tanpa dia bisa produksi makannya sendiri,” tegasnya.

Presiden juga menyinggung bagaimana pihak-pihak luar kerap mencoba melemahkan Indonesia melalui sektor pangan. Oleh karena itu, pembangunan dan penguatan sektor pertanian menjadi bagian strategis yang tidak bisa ditawar dalam kebijakan nasional.

Presiden Prabowo menyampaikan rasa syukur atas capaian yang telah diraih dalam sektor pangan nasional, khususnya dalam 10 bulan pertama masa pemerintahannya. Ia memberikan apresiasi terhadap transisi pemerintahan yang mulus dari Presiden Joko Widodo, yang memungkinkan program-program strategis tetap berjalan berkesinambungan.

Lebih lanjut, Kepala Negara juga memuji kerja kolektif lintas kementerian, lembaga penegak hukum, hingga aparat keamanan dalam menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.

“Ini juga hasil teamwork. Menteri Pertanian dibantu menteri-menteri lain, didorong Menteri Keuangan, dibantu TNI, Polisi, dan kejaksaan,” kata Prabowo.

Dalam pengantar tersebut, Presiden juga menyoroti keberadaan pelaku ekonomi yang hanya mengejar keuntungan pribadi dan tidak peduli pada kesejahteraan rakyat. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan praktik-praktik ekonomi yang justru memiskinkan masyarakat.

“Kita ingin memberi kesempatan kepada semua. Tapi kita tidak rela rakyat Indonesia dimiskinkan terus,” ujarnya.

Presiden menekankan pentingnya bersikap realistis dalam menghadapi tantangan global dan domestik, dan menegaskan bahwa kabinet saat ini tidak akan tertipu oleh kepentingan segelintir elit ekonomi.

Menutup pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan optimisme atas arah pembangunan nasional di sektor pangan. Ia menyebut bahwa cadangan pangan pemerintah saat ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Indonesia, serta adanya peningkatan nilai tukar petani yang menjadi indikator positif bagi kesejahteraan sektor pertanian.

“Alhamdulillah arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah. Nilai tukar petani meningkat,” pungkasnya.

Dengan komitmen kuat terhadap kedaulatan pangan, pemerintahan Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam menjaga kemerdekaan sejati dan ketahanan bangsa di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Komentar